MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
“
RELASI KU DENGAN TUHAN “
Nama :
Aloysius Riandika Hermawan
NPM :
50420149
Kelas :
1IA17
Dosen Pembimbing :
Erma Triwati Ch
UNIVERSITAS
GUNADARMA
PTA 2020/2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................. 3
1.3 Tujuan............................................................................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sakramen........................................................................................................................ 4
2.2 Tujuan Sakramen.............................................................................................................................. 4
2.3 Jenis Jenis Sakramen......................................................................................................................... 4
2.4 Bagaimana Membangun Relasi Dengan Tuhan................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Didalam Gereja Katolik terdapat 7 sakramen yang
diakui yaitu : Baptis, Ekaristi, Penguatan, Sakramen Tobat,, Sakramen Pengurapan,
Sakramen Pernikahan dan Sakramen Tahbisan. Ketujuh sakramen ini merupakan
ekspresi dan kinerja gereja, yang dikuduskan sebagai sakramen yang dibuat oleh
Yesus Kristus untuk kehidupan manusia, dan ketujuh sakramen ini juga merupakan
tanda keselamatan. Dibandingkan dengan sakramen-sakramen lainnya, Ekaristi
adalah sakramen yang paling istimewa atau tertinggi, karena dalam Ekaristi ini
kita dipersatukan dengan Tuhan. Ketika sakramen-sakramen lain berisi anugerah
Tuhan, Ekaristi mempersembahkan Tuhan yang dikorbankan dan dikonsumsi untuk
kehidupan dan perkembangan gereja kepada Tuhan. Ekaristi adalah memori kematian
dan kebangkitan Tuhan, karena tanggal salib telah diabadikan, dan kesatuan umat
Tuhan telah diproduksi dan tubuh Kristus telah selesai.
Dalam sakramen-sakramen itu para “pilihan” diikutsertakan
dalam misteri Paska Kristus, mereka mati terhadap dosa,sehingga manusia lama
dikuburkan, dan mereka bangkit bersama Kristussebagai manusia baru, dilahirkan
kembali dan diangkat sebagai anak Allah.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari
sakramen ?
2.
Bagaimana
membangun relasi dengan Tuhan serta mendalami arti dari tiap sakramen yang kita
terima ?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui pemahaman tentang sakramen beserja
jenis jenisnya.
2. Untuk bisa membangun relasi dengan Tuhan serta dapat mengerti arti sakramen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Sakramen
Kata sakramen berasal dari bahasa Latin Sacramentum,
yaitu hal-hal yang berkaitan dengan yang kudus atau yang ilahi. Sakramen juga
berarti tanda keselamatan Allah yang diberikan kepada Manusia
“Untuk
mengkuduskan manusia, membangun Tubuh Kristus dan akhirnya mempersembahkan
 ibadat kepada Allah”(SC 59).
Karena
Sakramen sebagai tanda dan sarana keselamatan, maka menerima dan memahami
sakramen hendaknya ditempatkan dalam kerangka iman dan didasarkan kepada iman. Sakramen
biasanya diungkapkan dengan kata-kata dan tindakan. Maka sakramen dalam Gereja
Katolik mengandung 2 (dua) unsur hakiki yaitu :
Forma
artinya kata-kata yang menjelaskan peristiwa ilahi
Materia
artinya barang atau tindakan tertentu yang kelihatan.[1]
2.2
Tujuan
Sakramen
Tujuan sakramen adalah menghadirkan Allah kepada manusia.
Melalui sakramen, manusia mampu sampai ke hadirat Allah. Hal ini karena di
dalam sakramen, Allah hadir. Ketika manusia lahir akan menerima sakramen baptis; ketika
manusia lapar maka perlu makan dan minum, ia akan menerima sakramen ekaristi;
ketika dewasa akan menerima sakramen krisma; ketika nikah akan menerima
sakramen perkawinan; ketika memberikan kesaksian dalam jabatan akan menerima
sakramen imamat; ketika manusia jatuh dalam kesalahan/dosa manusia butuh pengampunan
maka ia akan menerima sakramen tobat, dan ketika manusia sakit, ia perlu
kesembuhan, itu ada dalam sakramen pengurapan orang sakit. Dari ketujuh
sakramen itu ada hanya ada tiga sakramen yang diterima sekali saja, yaitu
Sakramen Baptis, Krisma dan Imamat. Ketiga sakramen ini memiliki efek permanen,
dan meninggalkan semacam tanda spiritual yang tetap pada diri seseorang.. Untuk
Sakramen Ekaristi dan Tobat bisa diterima berkali-kali, tidak ada batasan. Sakramen
Perkawinan hanya boleh diterima satu kali saja, kecuali salah satu dari
pasangan itu meninggal dunia. Untuk Sakramen Pengurapan Orang Sakit, bisa
diterima ketika seseorang mulai terancam bahaya sakit keras.[2]
2.3 Jenis - Jenis Sakramen
1. SAKRAMEN PEMBATISAN
Sakramen baptis adalah sakramen
pertama yang diterima oleh seorang yang hendak menjadi anggota Gereja Katolik.
Sakramen baptis adalah sakramen pertama dalam inisiasi Katolik. Inisiasi adalah
penerimaan seseorang masuk ke dalam atau menjadi anggota kelompok tertentu. Pembaptisan
membebaskan penerimanya dari dosa asal serta semua dosa pribadi dan dari
hukuman akibat dosa-dosa tersebut, dan membuat orang yang dibaptis itu
mengambil bagian dalam kehidupan Tritunggal Allah melalui “rahmat yang
menguduskan” (rahmat pembenaran yang mempersatukan pribadi yang bersangkutan
dengan Kristus dan Gereja-Nya). Pembaptisan juga membuat penerimanya mengambil
bagian dalam imamat Kristus dan merupakan landasan komunio (persekutuan) antar
semua orang Kristen. Pembaptisan menganugerahkan jasa-jasa wafat
Kristus di salib ke dalam jiwa kita, serta membersihkan kita dari dosa. Pembaptisan
menjadikan kita anak-anak Allah, saudara-saudara Kristus, dan kanisah Roh
Kudus. Pembaptisan hanya diterimakan satu kali untuk selamanya namun
meninggalkan meterai rohani yang tidak dapat dihapuskan.[3]
2.
SAKRAMEN EKARISTI
(Perayaan)
Ekaristi diimani sebagai “sumber dan puncak” kehidupan Kristiani. Di dalamnya
terdapat tindakan pengudusan yang paling istimewa oleh Allah kepada umat
beriman karena terdapat kehadiran (dan pengorbanan) Yesus Kristus dalam rupa
Tubuh dan Darah-Nya atau Sakramen Ekaristi. Ekaristi juga menjadi
tindakan penyembahan yang paling istimewa oleh umat beriman kepada Allah.
Ekaristi juga menjadi representasi umat beriman terhubung dengan liturgi di
surga. Betapa pentingnya sakramen ini sehingga partisipasi dalam perayaan
Ekaristi (Misa) dipandang sebagai kewajiban pada setiap hari Minggu dan hari
raya khusus, serta dianjurkan untuk hari-hari lainnya.[4]
Sakramen
Ekaristi disebut juga Sakramen Maha Kudus atau Komuni Kudus. Ekaristi bukanlah
sekedar lambang belaka, tetapi adalah sungguh Tubuh, Darah, Jiwa dan Keallahan
Yesus Kristus.Dalam mukjizat Perayaan Ekaristi, imam mengkonsekrasikan roti dan
anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus dengan kata-kata penetapan yang diambil
dari Kitab Suci: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah
ini menjadi peringatan akan Aku!”.[5]
3.
SAKRAMEN
PENGUATAN/KRISMA
Sakramen Krisma
merupakan tanda kedewasaan iman seseorang. Penerimaan sakramen Krisma
melengkapi rahmat pembaptisan, dan menyempurnakan inisiasi. Melalui sakramen
Krisma, seseorang diikat secara kebih kuat dan sempurna dengan Gereja serta
diperkaya dengan daya kekutan Roh Kudus. Konsekuensi dari sakramen Krisma
adalah tanggung jawab iman dan semakin wajib untuk menyebarluaskan dan membela
iman sebagai saksi Kristus. Sakramen
Krisma memiliki dasar Kitab Suci dari Kis 8:16-17, "Sebab Roh Kudus belum
turun di atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam
nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima RohKudus".[6]
4.
SAKRAMEN
TOBAT
Sakramen pengampunan
dosa atau rekonsiliasi adalah salah satu dari dua sakramen penyembuhan (KGK
1423–1424). Sakramen ini adalah sakramen penyembuhan rohani dari seseorang yang
telah dibaptis yang terjauhkan dari Allah karena telah berbuat dosa. Gereja
melalui mereka yang memiliki kuasa para rasul, menjadi saluran rahmat
pengampunan dan pendamaian Allah dalam sakramen pengakuan dosa atau sakramen
tobat. Yang dituntut dalam sakramen tobat bukan sekedar rasa sesal dan air
mata, melainkan “metanoia” atau perubahan hati dan seluruh sikap hidup. Yang
diminta Allah dari manusia adalah niat baik dan usaha pertobatan yang dilakukan
manusia. Allah selalu siap menerima orang yang bertobat.[7]
5.
SAKRAMEN
PENGURAPAN
Melalui sakramen ini, Tuhan ingin hadir dekat dengan
si sakit, melalui Perantaraan Pelayan Gereja. Tanda lahiriah yang meneguhkan
itu diharapkan akan menumbuhkan/menguatkan Iman si sakit. Tanda itu terdiri
dari penumpangan tangan (tanda perlindungan, penghiburan dan penguatan) dan
pengurapan dengan minyak (tanda kedekatan yang meringankan, Tanda Roh Kudus
yang menyerupakan Manusia dengan Kristus [Kristus: yang Terurapi] ). Bantuan
Tuhan melalui kekuatan Roh-Nya hendak membawa orang sakit menuju kesembuhan
jiwa, tetapi juga menuju kesembuhan badan, kalau itu sesuai dengan kehendak
Allah. Dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuninya (Mrk
6:13, Yak 5:14-15). Dengan Menerima Sakramen ini si sakit mau menggabungkan
penderitaannya bersama penderitaan Yesus, sehingga jalan salib yang ditempuh si
sakit menjadi jalan menuju Paska, dan bila memang kehendak Penyelenggaraan
Ilahi maka si sakit bisa kembali sembuh dan pulih seperti sediakala.[8]
6.
SAKRAMEN
PERNIKAHAN
Sakramen Pernikahan adalah suatu sakramen
yang mengkonsekrasi penerimanya (pasangan pria dan wanita) untuk suatu misi
khusus dalam pembangunan Gereja dan menganugerahkan rahmat demi perampungan
misi tersebut. Sakramen ini, yang dipandang sebagai suatu tanda cinta-kasih
yang menyatukan Kristus dengan Gereja, menetapkan di antara kedua pasangan
suatu ikatan yang bersifat permanen dan eksklusif, yang dimeteraikan oleh Allah.
Pernikahan sah sakramental antara seorang pria yang sudah dibaptis dan
seorang wanita yang sudah dibaptis dan telah disempurnakan dengan persetubuhan,
tidak dapat diceraikan dan bersifat monogam. Karena mereka bukan lagi
dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh
diceraikan manusia. Demi kesahan suatu pernikahan, seorang pria dan
seorang wanita harus (1) terbebas dari halangan nikah, (2) ada konsensus
atau kesepakatan kedua belah pihak. Masing-masing calon mengutarakan niat
dan persetujuan-bebas (persetujuan tanpa paksaan) untuk saling memberi diri
seutuhnya, tanpa memperkecualikan apapun dari hak-milik esensial dan maksud-maksud
perkawinan. (3) Dirayakan dalam “forma canonika” (Kan. 1108-1123)
atau tata peneguhan. Suatu perkawinan harus dirayakan dihadapan
tiga orang, yakni petugas resmi Gereja sebagai peneguh, dan dua orang saksi.[9]
7.
SAKRAMEN
TAHBISAN
Sakramen Sakramen Imamat diterima oleh seseorang
sekali seumur hidup. Dengan sakramen ini maka seorang manusia diangkat untuk
mengabdikan hidupnya sebagai citra Kristus. jelaslah bahwa sakramen imamat
memiliki dasar kitab suci dan sakramen imamat akan lebih jelas lagi bila
Tradisi Suci yang menjelaskannya. berikut komentar Teolog Besar Gereja Katolik
"Kristus adalah sumber setiap imamat; karena imam hukum [lama] citranya. Tetapi
imam Perjanjian Baru bertindak atas nama Kristus" (Thomas Aquino, s.th
3,22,4).
Imamat ini
adalah satu pelayanan. “Adapun tugas yang oleh Tuhan diserahkan kepada para
gembala umat-Nya itu, sungguh-sungguh merupakan pengabdian” (LG 24). Ia ada
sepenuhnya untuk Allah dan manusia. Ia bergantung seutuhnya dari Kristus dan
imamat-Nya yang satu-satunya dan ditetapkan demi kesejahteraan manusia dan
persekutuan Gereja. Sakramen Tahbisan menyampaikan “satu kuasa kudus”, yang
tidak lain dari kuasa Kristus sendiri. Karena itu, pelaksanaan kuasa ini harus
mengikuti contoh Kristus, yang karena cinta telah menjadi hamba dan pelayan
untuk semua orang.[10]
2.4 Bagaimana
Membangun Relasi Dengan Tuhan
Padahal,
bagi umat Kristiani, berkomunikasi dengan Tuhan atau menjalin hubungan adalah
syarat terpenting dalam kehidupan Kristiani. Karena dengan menjaga hubungan
yang intim dengan Tuhan atau hidup akrab dengan Tuhan dan berinteraksi dengan
Tuhan, umat manusia akan dapat mengenal.. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa umat manusia tidak ada yang dapat dibanggakan, karena umat manusia
terbatas dan rapuh. Jadi bagaimana tepatnya kita dapat mempertahankan hubungan
yang dekat dengan Tuhan? Kita hanya perlu memahami empat poin di bawah ini, dan
hubungan dengan Tuhan pasti akan menjadi lebih dekat : [11]
1.
Berdoa kepada Tuhan dengan Hati yang
Jujur dan Digerakkan oleh Roh Kudus
Doa adalah saluran
yang melaluinya kita berkomunikasi dengan Tuhan. Melalui doa, hati kita lebih
mampu untuk menjadi tenang di hadapan Tuhan, untuk merenungkan firman Tuhan, mencari kehendak-Nya dan membangun hubungan yang normal
dengan Tuhan. Tetapi dalam kehidupan, karena sibuk dengan pekerjaan atau
tugas-tugas rumah tangga, kita sering sekadar melakukan rutinitas dalam doa,
dan hanya memperlakukan Tuhan secara acuh tak acuh dengan mengucapkan beberapa
kata dengan asal-asalan.
Membuka hati kita kepada Tuhan tidak ada
hubungannya dengan seberapa banyak kita berkata-kata kepada-Nya, atau apakah
kita menggunakan kata-kata yang semarak atau bahasa yang indah. Selama kita
membuka hati kita kepada Tuhan dan memberi tahu Dia tentang keadaan kita yang
sebenarnya, mencari bimbingan dan pencerahan-Nya, maka Tuhan akan mendengarkan
kita bahkan jika kita hanya mengucapkan beberapa kata sederhana.
2.
Saat Membaca Firman Tuhan, Renungkanlah Dengan Hatimu dan Engkau
Akan Memahami Makna Sejatinya
Bagaimanakah
cara kita membaca firman Tuhan agar dapat mencapai hasil yang baik sekaligus
membuat hubungan dengan Tuhan menjadi lebih dekat? Firman Tuhan mengatakan: "Orang percaya kepada Tuhan,
mengasihi Dia, dan memuaskan Dia dengan cara menyentuh Roh Tuhan dengan hati
mereka, sehingga memperoleh kepuasan-Nya; saat merenungkan firman Tuhan dengan
hati mereka, mereka pun digerakkan oleh Roh Tuhan oleh karenanya". Hanya
dengan membaca firman Tuhan dengan cara ini, usaha kita akan membuahkan hasil
dan kita akan lebih dekat kepada Tuhan. Karena itu, ketika membaca
firman Tuhan, kita harus menenangkan hati dan menggunakan hati kita untuk
merenungkan mengapa Tuhan mengatakan hal-hal seperti itu, apakah kehendak Tuhan
dan apakah hasil yang ingin dicapai Tuhan bersama kita dengan mengatakan
hal-hal seperti itu.
3.
Carilah Kebenaran dan Lakukanlah Firman Tuhan dalam Segala Hal
Hal
yang paling penting bagi orang Kristen untuk mempertahankan hubungan yang
normal dengan Tuhan adalah dengan mencari kebenaran ketika mereka menghadapi
masalah dan melakukan sesuai dengan firman-Nya. Firman Tuhan berkata: "Tidak peduli apa yang engkau lakukan,
tidak peduli seberapa besar masalahnya, dan terlepas apakah engkau melakukan
tugasmu dalam keluarga Tuhan atau apakah ini adalah masalah pribadimu, engkau
harus mempertimbangkan apakah masalah ini sesuai dengan kehendak Tuhan, apakah
masalah ini sesuatu yang seharusnya dilakukan seseorang dengan kemanusiaan, dan
apakah yang engkau lakukan akan membuat Tuhan bahagia atau tidak. Engkau harus
memikirkan hal-hal ini. Jika engkau melakukan dengan cara ini, engkau adalah
orang yang mencari kebenaran dan orang yang benar-benar percaya kepada
Tuhan" . "Jika engkau tetap berada di dalam firman-Ku, engkau adalah
sungguh-sungguh murid-Ku" (Yohanes 8:31). Kita harus selalu mencari
kebenaran dan memahami kehendak Tuhan, melihat bagaimana menangani masalah dengan
cara yang memenuhi tuntutan Tuhan, menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan
semua masalah yang mungkin kita hadapi dan mempertahankan hubungan normal kita
dengan Tuhan.
4.
Datanglah di hadapan Tuhan dan Refleksikan Diri Sendiri Setiap
Hari, dan Peliharalah Hubungan Baikmu dengan Tuhan
Melalui
refleksi, kita dapat melihat bahwa kita memiliki begitu banyak kekurangan dan
bahwa kita terlalu jauh dari kriteria yang dituntut Tuhan. Karena itu motivasi
untuk mengejar kebenaran muncul dalam diri kita, kita bertekad untuk
meninggalkan daging dan berupaya yang terbaik untuk melakukan sesuai dengan
firman Tuhan. Melalui refleksi diri, kita dapat melihat bahwa masih ada
banyak area dalam pelayanan kita kepada Tuhan di mana kita memberontak, dan
bahwa kita masih memiliki banyak watak rusak yang mengharuskan kita untuk tetap
terus-menerus mencari kebenaran agar semua masalah itu dapat terselesaikan.
Jika kita tidak dapat sering datang di hadapan Tuhan dan merefleksikan diri
kita sendiri, kita akan gagal mengenali kerusakan dan kekurangan kita sendiri
dan tetap menganggap bahwa diri kita adalah orang-orang yang mengejar kebenaran. Refleksi diri sangat bermanfaat bagi perkembangan hidup
kita, dan itulah kunci yang tidak bisa kita abaikan untuk mendekat kepada Tuhan. Begitu kita mulai melakukan ini, pengejaran kita akan lebih
terarah dan akan lebih bermanfaat untuk membangun hubungan yang normal dengan
Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://yakobus.or.id/apa-arti-dan-makna-sakramen/
2.
http://kmk.dinamika.ac.id/apa-pengertian-sakramen/
3.
https://www.kaj.or.id/dokumen/sakramen-sakramen/sakramen-baptis
4.
https://www.kaj.or.id/dokumen/sakramen-sakramen/sakramen-ekaristi
5.
http://yakobus.or.id/apa-arti-dan-makna-sakramen/
6.
https://www.kaj.or.id/dokumen/sakramen-sakramen/sakramen-krisma
7.
https://www.kaj.or.id/dokumen/sakramen-sakramen/sakramen-pengakuan-dosa
8.
http://www.imankatolik.or.id/sakramenperminyakan.html
9.
https://www.kaj.or.id/dokumen/sakramen-sakramen/sakramen-pernikahan
10. https://www.kaj.or.id/dokumen/sakramen-sakramen/sakramen-tahbisan
11. https://alkitabonline.org/cara-membangun-hubungan-dengan-Tuhan.html
0 komentar:
Posting Komentar