SEJARAH PERKEMBANGAN TELEVISI ANALOG & TELEVISI DIGITAL
A. SEJARAH
Teknologi mengalami evolusi sejak bertahun-tahun lalu, dimulai dari teknologi sederhana dan kemudian berkembang menjadi lebih canggih seiring dengan perkembangan zaman dan peningkatan kebutuhan manusia. Salah satu perkembangan teknologi yang kentara adalah pada produk menampil tayangan hiburan atau lebih dikenal sebagai televisi (TV), televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun.. Dibalik semua itu tentu ada proses yang membawa televisi kini menjadi elektronik yang canggih. Dalam penemuannya, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha.Pada 1 September 1928.1888 – Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian1897 – Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung. Pada tahun1900 – Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris. Pada tahun1907 – Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar. Pada tahun1927 – Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi. Pada tahun1929 – Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. 1940 – Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis. Pada tahun 1958 – Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.Pada tahun 1964 – Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber. Pada tahun 1967 – James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis. Pada tahun 1968 – Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
Pada tahun 1975 – Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna. Pada tahun 1979 – Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan. Pada tahun 1981 – Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.1987 – Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali. Pada tahun1995 – Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
B. KELEBIHAN & KEKURANGAN
- KELEBIHAN TELEVISI ANALOG
2. Alat Komunikasi yang menyiarkan berita dengan tampilan Karena hal inilah yang hanya mampu dijangkau oleh kaum menengah ke atas.
- KEKURANGAN TELEVISI ANALOG
Sebagaimana tadi yang dijelaskan di atas, bahwa televisi yang bisa dijangkau oleh banyak masyarakat menegah kebawah adalah televisi yang hanya mampu menjangkau sinyal TV Analog saja. Karena TV Digital yang hanya bisa dijangkau dengan televisi modern yang lebih canggih.
2. Kualitas Gambar Kurang Bagus
Karena TV Analog hanya menjangkau sinyal televisi terdekat, maka jika semakin jauh dengan pemancar akan semakin jelek kualitas gambarnya atau malah akan semakin menghilang. Selain gambarnya yang masih beresolusi SD, TV Analog masih menggunakan CRT yang tidak hemat tempat. Maka dari itu TV Analog kebanyakan menggunakan antena untuk menjangkau sinyal pemancar yang ada, dan jika walaupun tidak menjangkau maka tidak bisa menampilkan siaran yang diinginkan.
3. Boros Listrik
TV Analog masih banyak berada di dalam televisi tabung. Dan televisi tabung terkenal dengan konsumsi daya listriknya yang tinggi menyebabkan boros listrik. Hal ini jika dibandingkan dengan televisi modern non tabung yang jauh lebih hemat listrik karena mengonsumsi jauh lebih sedikit daya listrik.
- KELEBIHAN TELEVISI DIGITAL
- Kualitas gambar yang dihasilkan TV digital membuat siaran gambar yang jernih dan dapat dinikmati menonton acara televisi
- Mengurangi efek doppler jika menerima siaran tv dalam kondisi bergerak. Ini kerap terjadi pada TV analog sehingga membuat gambar memiliki bayangan pada layar.
- Pengurangan terhadap efek noise. Jadi efek noise bisa direduksi jika menggunakan penerimaan siaran sinyal digital.
- Sinyal digital mampu menampung banyak siaran dalam satu paket, hal ini dikarenakan pemakaian bandwidth pada tv digital tidak sebesar tv analog. Ini memudahkan Anda ketika mencari program yang akan ditonton dan menjamin kelancaran siaran televisi
- KEKURANGAN TELEVISI DIGITAL
Dalam proses perpindahan dari TV Analog ke TV Digital, pasti akan berhubungan dengan kesiapan penonton TV di Indonesia yang masih banyak menggunakan TV analog. Memang saat ini tengah dijalanka proses simulcast, namun yang menjadi kendala adalah lama proses simulcast. Lama proses simulcast juga terbagi lagi menjadi 2 wilayah, yaitu wilayah ” ekonomi maju” dan wilayah ” ekonomi kurang maju”. Sehingga dari hal tersebut bisa terlihat siap atau tidaknya masyarakat dan penyelenggara, dengan begitu ketika beralih sepenuhnya ke era TV Digital tidak terjadi kesenjangan.
2. Cliff Spot dan Blank Spot
Secara teknis, masih sering terjadi cliff effect dan blank spot. Cliff effect dan blank spot adalah ketidakstabilan penerimaan sinyal digital yang lemah sehingga menyebabkan siaran terputus-putus/patah-patah atau bahkan tdak ada gambar jika pesawat televisi tidak memperoleh sinyal sama sekali.
3. Kerugian Teknis
Hal ini ditakutkan terjadi pada lembaga pengelolaan penyiaran. Kerugian yang terjadi dikarenakan setelah imigrasi ke TV Digital, penyiaran akan dipancarkan oleh penyiaran multiplesking. Yang akan berimbas kepada pemancar televisi lokal yang tidak digunakan lagi.
4. Keahlian SDM Dalam Mengoperasikan Alat
Dalam hal ini masyarakat dituntu untuk dapat menghandle alat jika sampai terjadi kerusakan. SDM harus bersinergi dengan teknologi. Karena TV Digital ini menggunakan banyak aplikasi di dalamnya. Yang sayangnya, dimana saat ini masih belum tersedian SDM yang paham akan kebaruan teknologi tersebut. Dampak inilah yang jika tidak diantisipasi dari awal akan menyebabkan kesenjangan keahlian, terutama untuk institusi media-media kecil yang secara finansial belum siap mencari tenaga kerja baru maupun memberi pelatihan pada operatornya.